Thursday, April 26, 2007

Easter Gathering…A Day to Remember (08.04.07)

This wonderful article appears courstesy of and was written by Dewi Somaschini*
Event occurred in Paris, Apr 8, 2007


Easter is a time of love,
A time of death and pain undone,
So we may know the power of
The love that lives in everyone.
Each love we feel, unstained and free,
Redeems us--as with you and me.


Celebrating Easter far away from our families and friends in Indonesia may be the last thing to consider. Yet, it happened to us. Fortunately, we were not alone as we still have some Indonesian couples within Schlumberger here in Paris. Not many, but enough to build a familiar atmosphere around us. With the spirit of togetherness, we took a chance to gather and celebrate Easter Day at Devita and Nadia’s place on the fresh sunny day of 8th April.

(Photo L to R: Lana, Nadia, Sasha and Naya (Lana's sister). Orel (Sasha's little brother) refused to take a picture with the gals :-))

There were some simple Indonesian dishes served. The idea of potluck indeed made the variety of the dishes interesting and colorful. After having a nice lunch, we played with the children. Novel, Devita’s husband, organized the game. He went to the small garden downstairs to hide several chocolate eggs, leaving all of us upstairs, wondering where he might put all the treasures. The next ten minutes were the real party. All the children were excited to find the hidden eggs. Every time they found one, they screamed happily. Parents enjoyed their time as well, helping and guiding the kids to find and reach their goals. Pride was obviously seen on their faces when their little ones got something. It was so much fun. Eventually, the game was over and Nadia was the winner. The cute little girl had been able to collect ten eggs, followed by Lana (first daughter of Hana and Rony Hendrawan) with nine eggs. Yet, the real actress that day was Sasha Celine, first daughter of Monica and Claude. She bravely sang a song to win another chocolate sweet. The happy moments still seemed incomplete without small incidents, where finally some melted chocolate was all over the faces and outfits of some children.

The simple but meaningful gathering finally came to an end as the sun set on the west side of Paris blue sky. Leaving the house of Devita and Nadia after all the excitements, the children were smiling as they got not only a bundle of chocolate in their hands but also a bundle of joy in their hearts.

__________________

Dewi is the wife of Gianpaolo Somaschini, an Italian colleague of mine. Despite of our recent first encounter (seems years ago), we have received a remarkably warm friendship offered by the couple. Dewi always brings a joyful atmosphere to our gatherings with her hilarious tales and gestures. Her stories always put smiles on people's faces. (I always encourage her to join "Srimulat"!) I was told that she has also been a contributor for some of the Indonesian magazines. Are we glad to have met Gianpaolo (who speaks Indonesian fluently) and Dewi (who speaks Italian like a Sicilian godmother! :-)) in Paris!

Sunday, April 22, 2007

A Gauche ou a Droite?

First round of French's Presidential election. As predicted, Nicolas Sarkozy from the right-wing's UMP and Segolene Royal, a socialist, will battle nose-to-nose on the final round. The next 15 days will be a tough journey for the two in order to win the supports from the 10 lost candidates. Although Sarko led by 5% in this first round, it does not guarantee anything for him to enter L'Elysee, the Presidential Palace, to replace Jacques Chirac (also from UMP).

Already, some of the 10 other candidates have expressed their supports for Segolene, who will be the first female French President if she is elected. Many fear Sarko is too droite and too liberal, like J.M. Le Pen, one of the candidates whose candidancy back in 2002 triggered a controversy and street demonstrations for days (At the end, Chirac mercilessly defeated him in the final around by 60% vote gap!). On the other hand, Sarko remains a strong candidate, thanks to his previous political records. He held a number of strategic posts during Chirac's terms (although the two do not get along), namely Minister of Finance and Minister of Interior.

May 6 will be the deciding day for France. Until then, all we can do is watch and see all the political manouvers from Sarko and Royal, and hope there will not be any manifestations in the streets.

Whatever the outcome will be, it may not have any direct impact whatsoever on me as a legal alien. I just feel fortunate to have the opportunity to witness a true democractic election in a history-rich country like France. Right or left wing, whoever will win, le peuple veut une meilleure France.

Wednesday, April 18, 2007

Liburanku (Sarah's Holidays in France and London)

An un-edited blog in Indonesian written by Sarah Bernadette Teja (10 y.o.)*
Event occurred: Dec 15-20, 2006

Pada tanggal 15 Desember 2006, aku sekeluarga dan omaku berlibur ke Paris. Keberangkatan kami dengan Singapore Airlines jam 6 sore. Sebelum masuk ke lounge kami harus check-in terlebih dahulu.

Setelah tiba di lounge, sepupuku Joanellie menelepon handphone mamaku. Joan hanya mau mengucapkan selamat jalan. Setelah menelepon, aku menunggu pesawat sambil makan sandwich dan donat cokelat.

Tak lama kemudian kami dipanggil. Kami langsung menuju pesawat. Saat masuk pesawat aku langsung duduk dan memakai sweater, karena di dalam pesawat terasa dingin.

Setelah semua beres pesawat langsung take-off menuju Singapore. Aku dan omaku menonton tv sambil makan untuk mengisi waktu di perjalanan.

Sekitar 1 jam 15 menit kemudian kami sampai di Singapore. Kami transit di Singapore selama 2 jam. Setelah 2 jam kami langsung naik pesawat menuju Paris. Pesawat yang kami tumpangi adalah jenis terbaru milik Singapore Airlines. Perjalanan Singapore – Paris memakan waktu 13 jam.

Di pesawat, setelah dihidangkan dinner aku langsung main games, nonton, dan makan lagi cup-noodles. Waktu sudah malam aku harus tidur.

Jam 4 pagi waktu Paris/Eropa aku terbangun, kemudian langsung mendapat breakfast. Beberapa jam lagi kami hampir sampai. Aku sudah mulai tidak sabar.

Akhirnya kami mendarat di Bandara Charles de Gaulle. Udara sudah mulai terasa dingin, sekitar 2 derajat celcius. Kami semua langsung memakai mantel. Kami akan dijemput oleh om, tante, dan sepupu. Tapi mereka terlambat datang.

Setelah sampai di apartemen omku kami langsung membuka koper untuk mengeluarkan oleh-oleh untuk mereka. Sepupuku, Nadia umurnya 1,5 tahun sangat lucu ia bisa joget dengan lagu-lagu Perancis le Titou, Ray of Light, dan Nadiya.

Aku langsung lunch di Lafayette. Kami makan pasta fusilli, ravioli, dan yogurt. Gallery Lafayette adalah salah satu mall terbesar di kota Paris.

Dua hari pertama kita habiskan waktu di Paris. Kami pergi ke tempat-tempat terkenal misalnya Menara Eiffel, Musee Louvre di mana lukisan Monalisa berada, gedung opera, Gallery Lafayette, dan Printempt. Dari atas Menara Eiffel, indah sekali pemandangan kota Paris.

Hari berikutnya, kami naik Eurostar untuk pergi ke London. Paris-London hanya memakan waktu 3 jam. Naik kereta lebih praktis dari pesawat. Nyaman dan bisa melihat keindahan pemandangan. Kami akan menghabiskan 4 hari di London.

Sesampainya di London kita langsung bernostalgia, karena dulu kami sekeluarga pernah tinggal di sana selama 2 tahun. Setelah sampai di Hotel Copthorne Tara di daerah Kensington, kami langsung makan siang di Wagamama. Aku paling senang pesan beef spicy ramen. Setelah makan siang kami berbelanja di Kensington High Street. Aku dan mamaku belanja di Mark and Spencer.

Keesokan harinya kami pergi ke Chelsea Football Club di Stamford Bridge. Kakakku senang sekali karena bisa membeli souvenir tentang Chelsea. Kakakku dan papaku melihat stadium dan museum, tapi aku dan mama tidak ikut.

Setelah selesai aku langsung membeli doner kebab dan fried chicken. Selesai itu, kami langsung menuju ke Madame Tussaud.

Madame Tussaud adalah tempat patung-patung lilin tokoh-tokoh terkenal misalnya Christina Aguelira, Madonna, Marie Antoneitte, Louis xv1, dll.

Setelah itu kita pergi makan malam di Richmond yaitu Don Fernando la tapas, restoran Spanyol.

Besoknya kita ke London Eye, makan siang di Wagamama lagi, kemudian ke Harrods, dan pertokoan sekitarnya. Di Harrods kami membeli souvenir dan cemilan.

Sebelum pulang, kami berbelanja lagi di Mark and Spencer, dan GAP. Setelah puas berbelanja kami makan siang di The Muffin Man, restoran khas Inggris. Selesai makan kami segera menuju stasiun Eurostar untuk kembali ke Paris lagi.

Hari berikutnya kami pergi ke “Sacred Coeur”. Di sana ada gereja yang sangat megah, di atas bukit. Ada ukiran emas murni yang indah.

Makan siang di Chef Eugene, masakan Perancis Italia. Setelah selesai kami langsung pergi ke Champs Elysse. Di sana aku melihat Arc de Triompc.

Keesokan harinya kami pergi ke Eurodisney “Walt Disney Studio“. Kami melihat cara pembuatan film tentang kebakaran, gempa bumi, karakter mobil dalam film “Cars”. Setelah itu kami melihat Armageddon. Lalu kami pergi ke tempat festival pasar malam. Saat aku sedang melihat-lihat barang omaku jatuh saat memegang Marroon Chaud. Aku kaget sekali ketika melihat omaku jatuh.

Makan malam, kami pergi ke Bamboo Vietnamese Resto diantar omku. Aku langsung memesan Pho-chin. Enak sekali. Di Paris banyak orang Vietnam.

Sehari sebelum Natal, ada makan siang bersama di apartemen. Omku mengundang teman-temannya untuk datang. Kami mengadakan tukar kado. Malam harinya kami ikut misa natal di Katedral Notre Dame. Aku ikut misa berbahasa prancis.

Horee..! Akahirnya aku berangkat ke Alps (Chamonix, Mont Blanc). Alps adalah daerah pegunungan jadi di sana ada salju. Aku bisa main salju sepuas yang aku mau. Semuanya sudah siap-siap untuk pergi. Kami berangkat jam 6 pagi, dengan naik mobil.

Pertama-tama kami singgah dulu di Nevres tempat jenazah Santa Bernadette dari Soubirous berada. Kami berdoa dan memasang lilin, kemudian melanjutkan perjalanan. Setelah 7 jam kami baru sampai di hotel, di Chamonix, di kaki pegunungan Alpen. Hotelnya bagus dan bersih. Udaranya dingin sekali, sampai minus 7 derajat Celsius.

Makan malam, kami pergi ke Restoran La Chalette. Kami memesan fine dining.

Esok harinya, kami pergi ke La mer de Glace (1900m). Harus naik kereta untuk mencapai tempat itu. Sampai di sana, kami naik kereta gantung untuk pergi ke Grotto (goa di bawah gunung). Sayang kami tidak bisa pergi ke tempat yang lebih tinggi supaya bisa melihat puncak Mont Blanc dengan jelas, karena sepupuku masih terlalu kecil dan tidak diperbolehkan.

Setelah itu kami langsung makan siang di Satsuki. Menunya kali ini makanan Jepang. Sedap sekali.

Setelah makan kami bermain ice-skating. Aku bermain dengan sangat berhati-hati karena esnya tidak rata. Sayang kami tidak sempat bermain ski karena hari cepat sekali gelap.

Setelah puas main, kami langsung makan malam di La Impossible. Di sana kami makan cheese fondue dan fish. Cheese fondue bisa dimakan dengan roti baguette, kentang, dan daging.

Waktu di Chamonix sudah habis, saatnya kami pergi ke Lyon. Di Lyon kami pergi ke Basilika St Jean. Untuk pergi ke situ harus naik tram funiculaire. Dari atas bisa kelihatan pemandangan kota Lyon. Kami juga mengunjungi Basilika Notre Dame.

Makan siangnya di restoran french cuisine. Di sana aku pesan chonnel dengan nasi. Aneh tapi enak. Kemudian kami menuju ke tempat berikutnya, Beaunne.

Malam harinya kami sampai di Beaune dan menginap di penginapan ‘Bed and Breakfast, Demoiselle’. Tempatnya kecil tapi bersih dan cantik sekali. Makan paginya mengesankan karena semuanya ‘homemade'.

Kami pergi ke salah satu vineyard dan melihat tempat pembuatan wine, dan mencicipi wine. Lalu kami pergi ke Hospital “Hospice de Beaune”. Bangunannya indah sekali. Dulu didirikan untuk menampung orang-orang miskin yang perlu perawatan dokter.

Setelah itu kita makan siang di restoran Itali Plate du Jour. Setelah itu kami harus balik ke Paris lagi.

Hari terakhir kami pergi lagi ke Printemps dan Gallery Lafayette. Kami makan siang di Ramen Opera, restoran Jepang. Aku makan shoyu ramen, gyoza, dan nasi goreng.

Sore harinya aku masuk angin. Saat mama ingin berbelanja tas di Louis Vutton, di jalan Champs de Elysse, aku menunggunya di Haagen Dasz. Di sana aku memesan crepes pisang cokelat dan minum teh untuk menghangatkan tubuh.

Setelah selesai kami langsung balik ke apartemen. Di apartemen, tanteku menyiapkan spaghetti udang pedas (aglio olio), chicken wings, dan pizza pepperoni. Tak lama kemudian aku merasa lapar lagi. Akhirnya aku makan mpek-mpek Palembang yang kubawa dari Jakarta, oleh-oleh untuk tante dan omku.

Tiba saatnya aku harus pulang ke Jakarta. Pagi-pagi aku sudah sarapan nasi goreng pedas buatan oma. Setelah itu aku bersiap-siap dan pamit kepada tante, om, dan Nadia. Di dalam taksi menuju airport, airmataku menetes, mamaku meghiburku. Mama bilang nanti liburan bisa bertemu lagi dengan mereka.

Nah itulah pengalaman liburanku. Daag…….!
________________

Sarah wrote this article for her school's newspaper. She is one of my nieces who is celebrating her 10th birthday today (18-Apr-2007). It feels like yesteday I was carrying her in my arms as a little baby. She's definitely growing up. As a kid, I describe her as a smart, curious, active and enthusiastic girl. She likes to explore new things with her indulging bravery. She giggles, dances, cries like any other kids. But at her age, I have to admit that she has a remarkable self-confidence. I remember last year she sent us her beautiful picture in a traditional Javanese outfit which was taken on the same day she won the Best Outfit award at her school's Kartini's Day. Her Oma told us how confident she was when interviewed by a reporter from a national TV station after her winning.
Her visit to Paris with her Oma, Papa, Mama and Koko was much expected. We really had a good time (hope they did too), exploring different parts of France. It was so unfortunate that they only stayed for a couple of weeks. The good news is they can always come anytime to explore more. I hope next time we can go for camping or skiing together.